"(Yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." Tafsir Ibnu Kasir . Dalam hadis yang lalu disebutkan apabila seseorang hamba mengucapkan "Tunjukilah kami ke jalan yang lurus..." sampai akhir surat, maka Allah Swt berfirman: "Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta." Firman Allah Swt. yang mengatakan: "Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka" (Al-Fatihah: 7) berkedudukan menafsirkan makna siraatal mustaqim . Menurut kalangan ahli nahwu menjadi badal , dan boleh dianggap sebagai 'ataf bayan . Orang - orang yang memperoleh anugerah nikmat dari Allah Swt adalah mereka yang disebutkan di dalam surat An-Nisaa melalui firman-Nya: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para sid
Tunjukilah kami jalan yang lurus Tafsir Ibnu Kasir. Bacaan yang dilakukan oleh jumhur ulama ialah as-siraat dengan memakai sad . tetapi ada pula yang membacanya siraat dengan memakai sin , ada pula yang membacanya ziraat dengan memakai za , menurut Al-Farra berasal dari dialek Bani Uzrah dan Bani Kalb. Setelah pujian dipanjatkan terlebih dahulu kepada Allah Swt., sesuailah bila diiringi dengan permohonan , sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis di atas (penjelasan dalam tafsir ayat sebelumnya), yaitu: "Separo untuk-Ku dan separo lainnya buat hamba-Ku, serta bagi hamba-Ku apa yang dia minta." Merupakan suatu hal yang baik bila seorang yang mengajukan permohonan kepada Allah Swt terlebih dahulu memuji-Nya, setelah itu baru memohon kepada-Nya apa yang dia hajatkan-juga buat saudara-saudara yang beriman-melalui ucapannya, "Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus." Cara ini lebih membawa kepada keberhasilan dan lebih dekat untuk diperkenankan oleh-Nya; karena itul