Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2007

Tafsir Ibnu Kasir, Al Fatihah, Ayat 7

"(Yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." Tafsir Ibnu Kasir . Dalam hadis yang lalu disebutkan apabila seseorang hamba mengucapkan "Tunjukilah kami ke jalan yang lurus..." sampai akhir surat, maka Allah Swt berfirman: "Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta." Firman Allah Swt. yang mengatakan: "Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka" (Al-Fatihah: 7) berkedudukan menafsirkan makna siraatal mustaqim . Menurut kalangan ahli nahwu menjadi badal , dan boleh dianggap sebagai 'ataf bayan . Orang - orang yang memperoleh anugerah nikmat dari Allah Swt adalah mereka yang disebutkan di dalam surat An-Nisaa melalui firman-Nya: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para sid

Tafsir Ibnu Kasir, Al Fatihah, Ayat 6

Tunjukilah kami jalan yang lurus Tafsir Ibnu Kasir. Bacaan yang dilakukan oleh jumhur ulama ialah as-siraat dengan memakai sad . tetapi ada pula yang membacanya siraat dengan memakai sin , ada pula yang membacanya ziraat dengan memakai za , menurut Al-Farra berasal dari dialek Bani Uzrah dan Bani Kalb. Setelah pujian dipanjatkan terlebih dahulu kepada Allah Swt., sesuailah bila diiringi dengan permohonan , sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis di atas (penjelasan dalam tafsir ayat sebelumnya), yaitu: "Separo untuk-Ku dan separo lainnya buat hamba-Ku, serta bagi hamba-Ku apa yang dia minta." Merupakan suatu hal yang baik bila seorang yang mengajukan permohonan kepada Allah Swt terlebih dahulu memuji-Nya, setelah itu baru memohon kepada-Nya apa yang dia hajatkan-juga buat saudara-saudara yang beriman-melalui ucapannya, "Tunjukilah kami kepada jalan yang lurus." Cara ini lebih membawa kepada keberhasilan dan lebih dekat untuk diperkenankan oleh-Nya; karena itul

Tafsir Ibnu Kasir, Al Fatihah, Ayat 5

Hanya Engkaulah Yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tafsir Ibnu Kasir .Qira-ah Sab'ah dan jumhur ulama membaca tasydid huruf ya yang ada pada iyyaka . Sedangkan Amr ibnu Fayid membacanya dengan takhfif , yakni tanpa tasydid desertai dengan kasrah , tetapi qira-ah ini dinilai syaz lagi tidak dipakai, karena iya artinya "cahaya matahari" Sebagian ulama membacanya ayyaka , sebagian yang lainnya lagi membacanya hayyaka dengan memakai ha sebagai ganti hamzah Al-'ibadah menurut istilah bahasa berasal dari makna az-zullah , artinya "mudah dan taat" , dikatakan tariqun mu'abbadun artinya "jalan yang telah dimudahkan (telah diaspal)" dan ba'irun mu'abbadun artinya "unta yang telah dijinakkan dan mudah dinaiki (tidak liar)" Sedangkan menurut istilah syara'yaitu "suatu ungkapan yang menunjukan suatu sikap sebagai hasil dari himpunan kesempurnaan rasa cinta, tunduk, dan takut" Maf'u

Tafsir Ibnu Kasir, Al-Fatihah, ayat 4

Yang Menguasai hari pembalasan Tafsir Ibnu Kasir . Sebagian ulama qira-ah membacanya maliki , sedangkan sebagian yang lain membacanya maaliki ; kedua-duanya sahih lagi mutawatir di kalangan As-Sab'ah. Lafaz maliki dengan huruf lam di- kasrah -kan, ada yang membacanya malki dan maliki . Sedangkan menurut bacaan Nafi', harakat kasrah huruf kaf dibaca isyba' hingga menjadi maliki yaumid din. Kedua bacaan tersebut (maliki dan maaliki) masing-masing mempunyai pendukungnya tersendiri ditinjau dari segi maknanya ; kedua bacaan tersebut sahih lagi baik. Sedangkan Az-Zamakhsyari lebih menguatkan bacaan maliki, mengingat bacaan inilah yang dipakai oleh ulama kedua Kota Suci (Mekah dan Madinah), dan karena firman-Nya: "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" (Al-Mu-min: 16), "Dan benarlah perkataan-Nya, dan di tangan kekuasaan-Nyalah segala kekuasaan." (Al-An'am: 73) Telah diriwayatkan sebuah hadis melalui berbagai jalur periwayatan yang dikete

Profil Singkat Ibnu Kasir

Ia terlahir di Bosyra tahun 700 H/1300 M. Ketika berusia 6 tahun, ayahnya meninggal dunia, Ibn Kasir lantas diasuh oleh kakaknya di Damaskus. Di kota itulah pertama kali mengenyam pendidikan. Tercatat, guru pertamanya adalah Burhanuddin al-Fazari, seorang ulama penganut mazhab Syafii. Selama bertahun-tahun dia tinggal di kota Damaskus dalam kehidupan yang sederhana. Namanya mulai dikenal orang manakala terlibat dalam penelitian untuk menetapkan hukum terhadap seorang zindik yang didakwa menganut paham hulul (inkarnasi). Adapun penelitian tersebut diprakarsai oleh Gubernur Suriah, Altunbuga an-Nasiri. Pada saat bersamaan, minatnya bertambah besar untuk memperdalam ilmu hadis. Ibn Katsir mendapat arahan dari ahli hadis terkemuka di Suriah, Jamaluddin al-Mizzi, yang di kemudian hari menjadi mertuanya. Tak tanggung-tanggung, ia pun sempat mendengar langsung hadis dari ulama-ulama Hedzjaz serta memperoleh ijazah dari Al-Wani. Karena keahlian tersebut, dalam waktu beberapa lama kemudian

Tafsir Ibnu Kasir, Al-Fatihah, ayat 3

Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Tafsir Ibnu Kasir . Firman Allah Swt., "ar-rahmanir rahim," keterangannya dikemukakan dalam Bab "Basmalah"; itu sudah cukup dan tidak perlu diulangi lagi. Al-Qurtubi mengatakan, sesungguhnya Allah Swt. menyifati diri-Nya dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahim sesudah firman-Nya, "rabbil alamina." tiada lain agar makna tarhib yang dikandung rabbul 'alamina dibarengi dengan makna targib yang terkandung pada ar-rahmanir rahim , sebagaimana pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya: "Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih." (Al-Hijr: 49-50) Juga dalam firman Allah Swt. yang lainnya, yaitu: "Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-A'raf: 167) Lafaz Rabb (Tuhan) dalam ayat tersebut mengandung makn

Tafsir Ibnu Kasir, Al-Fatihah, ayat 2

"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." Berbagai pendapat ulama salaf mengenai Alhamdu Tafsir Ibnu Kasir . Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Amr As-Sukuni...dari Al-Hakam ibnu Umair yang diaanggap sebagai sahabat. Dia menceritakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: "Apabila kamu ucapkan, 'Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,' berarti engkau telah bersyukurkepada Allah, dan Dia niscaya akan menambahkan (nikmat-Nya) kepadamu." Abu Isa Al-Hafiz (yaitu Imam Turmuzi) Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan melalui hadis Musa ibnu Ibrahim...dari Jabir ibnu Abdullah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: "Zikir yang paling afdal (utama) ialah,'Tidak ada Tuhan selain Allah,' dan doa paling afdal ialah,'Segala puji bagi Allah." Imam Turmuzi mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan garib. Ibnu Majah meriwayatkan melalui Anas ibnu Malik r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah

Al-Fatihah, ayat 1

Tafsir basmalah dan hukum-hukumnya Tafsir Ibnu Kasir . Di dalam kitab Sunan Abu daud dengan sanad yang sahih dari Ibnu Abbas r.a. disebutkan bahwa Rasulullah Saw. dahulu belum mengetahui pemisah di antara surat-surat sebelum diturunkan kepadanya : Bismillahir rahmanir rahim (Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang) Di dalam Sahih Bukhori disebutkan melalui Anas ibnu Malik bahwa ia pernah ditanya mengenai bacaan yang dilakukan oleh Nabi Saw., maka ia menjawab bahwa bacaan Nabi Saw panjang, beliau membaca Bismillahir rahmanir rahim dengan bacaan panjang pada bismillah dan Ar-Rahman serta Ar-Rahim (Dengan kata lain, beliau Saw mengeraskan bacaan basmalahnya) Di dalam kitab Sahihain yang menjadi dalil mereka disebutkan melalui Anas ibnu Malik yang mengatakan : "Aku salat di belakang Nabi Saw., Abu Bakar, Umar, dan Usman. Mereka membuka (bacaannya) dengan alhamdu lillahi rabbil 'alamina." Menurut riwayat Imam Muslim, mereka tidak mengucapkan Bismillahir rah

Surat Al Fatihah 1-7

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang 4. Yang menguasai di Hari Pembalasan 5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat